Pada
bagian pertama, saya menyoroti tentang masalah cara mendidik seorang guru yang
kini terjadi di Indonesia, di mana banyak terdengar tentang kualitas guru yang
semakin lama semakin menurun. Tentu saja kenyataan ini sangat memprihatinkan
mengingat bahwa guru salah satu pemegang peranan penting dalam proses pendidikan anak bangsa.
Langkah
nyata untuk meningkatkan kembali kualitas guru Indonesia dilakukan oleh
pemerintah dengan menggelontorkan dana pendidikan yang besar. Salah satu
langkah pemerintah untuk meningkatkan kualitas guru adalah meningkatkan
kesejahteraan guru dan sertifikasi agar guru bekerja dengan profesional. Akan
tetapi sangat disayangkan menurut saya kualitas guru masih belum mendukung untuk kemajuan pendidikan di negeri ini.
Bukan prestasi yang terdengar dan terlihat di media.
Berita-berita
yang membuat kita miris mendengarnya justru menghiasi setiap media, salah satu
contoh adalah kasus kekerasan yang dilakukan oleh guru terhadap murid yang
terjadi di Surabaya. Dikutip darai detik.com edisi senin, 13 mei 2013, siswa
SMP Kemala Bhayangkari I bernama Rusell Varcas (13) harus menjalani visum pasca
diadu kepalanya oleh guru matematika.
Ketua
Komisi Pemantau dan Penyelidikan Komnas HAM, Siane Indriani seperti dikutip
dari detik.com perbuatan kekerasan yang dilakukan oknum guru tersebut sangat
berpotensi menimbulkan dendan di benak siswa.
“Kalau
dikerasi, anak justru akan muncul dendam. Bahkan si anak bisa melakukan
kekerasan juga kepada temannya,” pungkas Siane di ujung telepon.
Selain
kasus tersebut di atas masih banyak kasus-kasus kekerasan lain yang dilakukan
guru dan bahkan orang tua menghiasi media. Lalu bagaimana sebaiknya kita
menghadapi (mendidik) mereka?, walau kadang menguras kesabaran sebenarnya Islam
telah mengajarkan kepada kita bagaimana mendidik anak agar menjadi baik dan
benar.
Dalam
ilmu pendidikan begitu juga islam dikenal dengan penghargaan dan hukuman dalam
mendidik. Pemberian penghargaan dan hukuman sangat efektif dalam menanamkan
nilai-nilai moral, karena sikap dan perilaku juga memerlukan metode ini.
Memberi penghargaan (hadiah) efektif karena setiap orang dari anak-anak hingga
orang dewasa senang bila diberi hadia, dalam dunia pendidika pun demikian siswa
SD, SMP, SMA bahkan Mahasiswa akan senang bila diberi hadiah apapun bentuknya,
selain itu juga hadiah akan berdampak positif pada psikis mereka baik itu
motivasi untuk menjadi lebih baik dan terhadap kepercayaan diri mereka.
Pemberian
penghargaan (hadiah) perlu diberikan kepada anak yang memang harus diberi
penghargaan, agar anak lain termotivasi untuk mendapatkan hal yang sama. Selain
itu metode ini secara tidak langsung juga menanamkan etika perlunya menghargai
orang lain.
Pemberian
penghargaan (hadiah) tidak perlu dengan barang-barang mewah dan mahal, penghargaan
bisa diberbentuk apapun yang terjangkau oleh kita, bahkan beberapa ucapan
seperti terima kasih pun merupakan penghargaan yang berdampak luar biasa
terhadap psikis sang anak. Contoh sederhana adalah, ketika anda mengajarkan
anak anda untuk menulis, menggambar dan mengerjakan pekerjaan rumah kemudian si
anak keliru anda tidak perlu menyalahkannya, anda hanya perlu memberikan
penghargaan atas apa yang dia lakukan sembari meluruskan atau membetulkan
kesalahan dia.
Lalu
bagaimana dengan pemberian hukuman?, sebaiknya hukuman jadi opsi terakhir dalam
mendidik, dan sebaiknya bila harus diberi hukuman, berikanlah hukuman yang
membuat efek jera, tanpa menyakiti anak dan sesuaikan dengan kesalahan anak.
Misalnya,
hukuman yang tepat untuk anak yang ngobrol di kelas ketika pelajaran
berlangsung, dengan cara memindahkan tempat duduknya ke tempat yang paling
dekat dengan anda. Jika terlambat datang atau masuk kelas beri dia hukuman yang
berkaitan dengan pelajaran yang anda sampaikan.
Cara
lain mendidik anak secara bijak adalah melalui pembiasaan dan keteladanan.
Pembiasaan dimulai dari kita, karena anak tak suka di suruh apalagi dipaksa.
Kebiasaan orang tua di rumah untuk melaksanakan sholat 5 waktu, membaca
al-qura’an, membaca buku bisa jadi di tiru oleh sang anak, karena pada dasarnya
anak selalu meniru perilaku orang tuanya, orang tua adalah teladan bagi
anak-anaknya. Kita tidak perlu menyuruh anak untuk melakukan apa yang kita
lakukan, tapi ajak dia untuk melakukan hal yang baik yang kita lakukan tanpa
memaksa.
Ini
adalah beberapa metode mendidik anak dalam islam, boleh jadi ini menjadi salah
satu solusi bijak dalam hal mendidik anak. Kekerasan dalam mendidik apapun
bentuknya hanya akan menyakiti dan menimbulkan efek negatif terhadap anak
dikemudian hari, karena setiap anak memiliki cara pandang berbeda terhadap apa
yang kita lakukan terhadapnya, untuk itu kita perlu cara yang bisa diterima
semua anak dalam hal mendidik mereka. Semoga bermanfaat boleh dikoreksi bila
ada kekeliruan dalam penulisan dan pendapat saya.
Sign up here with your email