HIDUP ITU MUDAH JIKA KITA MAU BERPIKIR POSITIF

Setiap orang di dunia ini memiliki cara pandang yang berbeda terhadap sesuatu, itulah mengapa dalam kehidupan sehari-hari kita selalu menjumpai berbagai perbedaan, perbedaan ini muncul tergantung dari sudut mana kita memandang sesuatu itu. Maka untuk itu walaupun kita memiliki pendapat yang berbeda dengan orang lain jangan jadikan hal tersebut sebagai jurang pemisah antara kita, jangan jadikan hal tersebut membuat kita menjadi merasa orang yang paling benar. Jadikanlah perbedaan tersebut sebagai warna-warni yang menghiasi kehidupan.

Cara pandang yang baik adalah dengan memandang segala sesuatu itu dengan positif. Meminjam kata bijak dari Dedy Corbuzier dari sebuah program TV bahwa, jika kita menginginkan hal-hal positif yang terjadi dalam hidup kita, selalulah berpikir positif.

Kemudian Islam juga mengajarkan kepada umatnya dalam hadits Qudsi bahwa Allah berfirman "Aku tergantung prasangka hambaKu kepadaKu, Jika ia menyangka baik kepadaKu maka baginya akan mendapat kebaikan dan jika ia menyangka jahat maka baginya akan mendapat kejahatan" (Hadits Qudsi).

Mengapa kita harus berpikir positif atau berprasangka baik? Sebagai contoh, bagi kebanyakan orang, sifat “malas” itu adalah perilaku atau sikap yang buruk, dan sifat “rajin” itu adalah perilaku atau sikap yang baik, dan saya yakin setiap orang sepakat dengan itu. Akan tetapi semua bisa berubah, malas jika dilihat dari sudut pandang orang yang selalu berpikir negatif atau berprasangka buruk adalah tidak baik, dan rajin pun bagi orang yang selalu berpikir negatif atau berprasangka buruk tetap menjadi sesautu yang tidak baik. Lalu ketika apa “rajin” itu menjadi tidak baik?, rajin tidak menjadi baik ketika anda melakukan hal-hal buruk secara terus menerus, misalnya kita rajin sekali kesiangan untuk berangkat kerja dan itu terjadi setiap hari, atau kita rajin sekali bolos kerja atau bolos sekolah.

Rajin itu akan baik bagi orang yang berpikir positif, dan malas juga akan menjadi hal yang baik bagi orang yang berpikir positif. Malas menjadi baik ketika kita malas untuk tidak melakukan aktivitas sehingga kita menjadi orang yang tidak produktif, malas menjadi baik ketika kita malas untuk melakukan hal-hal yang merugikan orang lain, malas menjadi baik ketika kita malas menggunjing kejelakan orang lain, malas menjadi baik ketika kita malas untuk bangun selalu kesiangan, malas untuk bolos kerja atau bolos sekolah.

Contoh lainnya adalah “gila”, banyak orang yang beranggapan bahwa gila itu hal yang buruk bahkan “sakit jiwa”, padahal untuk menjadi orang sukses itu terkadang kita harus “gila”, paling tidak itulah yang dikatakan oleh Dedy Corbuzier di acara TV, tetapi memang ada benarnya bahwa orang suskes itu ternyata kadang-kadang “gila”. Mungkin kita pernah mendengar istilah “gila kerja” orang-orang seperti ini menghabiskan waktunya untuk bekerja, ada baiknya dan ada pula tidak baiknya, tidak baiknya adalah ketika dia bekerja hingga melupakan kewajiban lainnya. Kemudian ada pula istilah “gila belajar” di mana aktivitasnya tak pernah berhenti untuk ia pelajari dan ada pula “gila ibadah” segala aktivitas yang dia lakukan sehari-hari dia niatkan semata-mata untuk ibadah kepada Tuhan.

Itulah beberapa contoh yang mungkin bisa menjawab kenapa kita harus berpikir positif atau berprasangka baik. Bagi orang yang selalu berpikir positif tidak ada istilah nasi sudah menjadi bubur, bagi orang yang berpikir positif nasi yang sudah menjadi bubur bisa dibuat menjadi bubur istimewa. Dari manapun sudut pandang kita terhadap sesuatu seyogianya cara pandang kita haruslah tetap positif terhadap sesuatu, sehingga kita tidak akan merasa orang yang paling benar di muka bumi ini, karena yang menurut kita baik belum tentu baik bagi orang, karena kita memiliki situasi dan kondisi yang berbeda untuk menilai sesuatu. Yang buruk akan menjadi baik, yang baik akan tetap menjadi baik jika kita mau berpikir positif.


Previous
Next Post »

Guru Indonesia